deadman wonderland

tugas tugas dan tugas

PENGOLAHAN KESEHATAN TANAMAN ANGGREK (ORCHIDACEAE)



Anggrek merupakan tanaman bunga hias yang bunganya indah. Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia (Yulianti, 2013). Indonesia memiliki sekitar sepuluh ribu spesies anggrek. Kekayaan plasma nutfah ini harus dimanfaatkan bagi pemuliaan tanaman anggrek. Kegiatan persilangan terus dilakukan untuk mendapatkan jenis dan kultivar baru sehingga akan semakin meramaikan produksi dan pemasaran anggrek (Sutiyono, 2009).
Masa depan usaha budidaya terutama pada pembesaran anggrek sangat prosfektif dilihat dari penawaran dan permintaan, hingga saat ini persediaan produk anggrek lebih kecil dari pada permintaan pasar, di kebun-kebun anggrek (nursery) selalu terjadi kekurangan produk anggrek yang akan di jual, baik botolan, kompot, seedling, tanaman remaja, maupun tanaman berbunga dalam pot(pot plant). Penyebab kekurangan produk anggrek tersebut adalah permintaan yang terus meningkat dan tidak disertai dengan penyediaan produk anggrek ini, dapat dikatakan bahwa lahan produksi anggrek belum bisa memenuhi permintaan pasar, berarti peluang usaha pembesaran anggrek sangat besar bagi para pendatang baru, setiap tahun beratusan jenis silangan anggrek baru selalu dihasilkan untuk melengkapi koleksi anggrek sekaligus untuk mengantisipasi tingkat kejenuhan pasar (Setiawan, 2009)

A.     SYARAT TUMBUH
1.      Ketinggian tempat
Pertumbuhan anggrek Dendrobium akan tumbuh optimal pada lokasi kurang dari 400 M dpl. Dendrobium umumnya lebih menyukai daerah panas dari pada daerah dingin, etapi beberapa jenis Dendrobium hanya bisa tumbuh di daerah dingin misalnya Dendrobium nabile (Setiawan, 2009).
2.      Cahaya
Dendrobium bersifat epifit yaitu menompang pada tanaman lain, Dendrobium hanya membutuhkan intensitas cahaya dan lama penyinaran terbatas. Besarnya intensitas cahaya yang di butuhkan yaitu sekitar 1.500-3.000 fc. Sebagai pembanding saat matahari terik di siang hari, kisaran intensitas cahaya matahari sekitar 7.000-10.000 fc sehinggaDendrobium membutuhkan naungan seperti paranet (Setiawan, 2009).
3.      Kelembaban
Kelembaban yang diinginkan anggrek Dendrobium berkisar antara 60%- 85% dengan kisaran itu maka penguapan pada siang hari bisa dicegah, sedangkan pada malam hari kelembaban tidak boleh melebihi 70 % untuk menekan agar tanaman tidak mudah terserang hama penyakit. Hal itu dapat dilakukan dengan caramerawat media agar tidak terlalu basah (Setiawan, 2009).
4.      Suhu
Suhu udara sangat mempengaruhi proses metabolisme tanaman. Suhu udara tinggi memacu proses metabolisme, sedangkan suhu udara rendah memperlambat laju metabolism. Pertumbuhan Dendrobium membutuhkan suhu rata-rata 25C - 27C, dengan suhu siang sebaiknya 27C - 30C dan suhu pada malam hari sebaiknya 20C - 23C (Setiawan, 2009)
5.      Ketersediaan air
Lokasi tempat budidaya anggrek Dendrobium harus memiliki ketersediaan air yang cukup, hal tersebut merupakan syarat mutlak saat musim kemarau. Dendrobium memang menyukai air tapi tidak boleh berlebihan, air diperlukan saat pertumbuhan vegetatif laju pesat, dan pada saat tanaman belum berbunga. Namun keperluan air berkurang saat tangkai bunga tumbuh sampai bunga mekar (Setiawan, 2009).
6.      Angin
Pertukaran udara yang baik, lancar, dan teratur sangat mendukung proses pemeliharaan anggrek, namun angin yang bertiup terlalu kencang dapat mengganggu pertumbuhan bunga anggrek, keadaan anginyang baik angin yang bertiup sepoi-sepoi sehingga menciptakan goyangan lembut pada daun dan tangkainya serta aman untuk bunga anggrek (Setiawan, 2009)

B.     TEKNIK BUDIDAYA
1.      Pembibitan
a)      Persyaratan Bibit : Bibit anggrek yg baik, sehat & unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat & indah.
b)      Penyebaran Biji : Bibit anggrek berasal dr biji yg disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sbg b’ikut:
-        Peralatan yg digunakan utk penyebaran biji harus b’sih.
-        Mensterilkan biji : Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dlm 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dlm botol. Biji dimasukan dlm botol & digojog 10 menit. (biji anggrek yg semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang & diganti dengan aquades, digojog b’ulang kali (2–3 kali).
-        Penyebaran biji anggrek : Botol-botol yg tlah disterilkan dpt digunakan utk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus utk menghilangkan kuman. utk memasukan biji anggrek ke dlm botol digunakan pipet yg dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yg tlah t’buka kemudian diisi biji anggrek & diratakan keseluruh permukaan alas makanan yg tlah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.
c)      Teknik Penyemaian Benih :
-        Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yg kosong berwarna putih & yg isi kuning coklat/warna lain.
-        Mempersiapkan botol yg bermulut lebar bersih & tdk berwarna agar dpt meneruskan cahaya matahari yg dibutuhkan & mudah dilihat.
-        Tutup botol dr kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali utk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yg dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tdk masuk sehingga tdk t’infeksi atau t’kontaminasi.
-        Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yg b’sih dr bakteri/jamur dengan kain yg  sdh  dicelup formalin udara dlm lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
-        Pembuatan sterilsasi alas makanan & utk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
·         Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
·         KH2PO4 : 0,25 gram
·         MgSO47H2O : 0,25 gram
·         (NH4)2SO4 : 0,25 gram
·         Saccharose : 20 gram
·         FeSO4 4H2O : 0,25 gram
·         MnSO4 : 0,0075 gram
·         Agar-agar : 15–17,5 gram
·         Aquadest : 1000 cc
Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dengan cara dipanaskan dlm Autoclaf yg sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat b’sih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) & didiamkan selama 5–7 jam utk mengetahui sterilisasi yg sempurna.
d)      Pemindahan Bibit : Setelah tanaman di dlm botol b’umur 9–12 bulan t’lihat besar, tumbuh akar. dlm tingkat ini bibit  sdh  dpt dipindahkan kedalam pot penyemaian yg b’diameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yg b’lubang. Siapkan pecahan genting, & akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya t’lepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai t’lebih dulu dicuci b’sih & biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dlm alas makanan selama 24 jam yg b’upa:
-        Urea atau ZA : 0,50 mg,
-        TS atau ES : 0,25 mg
-        Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
-        Air : 1000 cc
e)      Pemindahan dr Pot Penyemaian : Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yg b’diamater 4–6 cm, yg b’isi potongan genting/batu bata merah, kemudian b’i pakis/kulit pinus yg tlah direndam dlm alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.
2.      Pengolahan Media Tanam
Media tanam utk tanaman anggrek tanah dibedakan:
a)      Tanaman dlm pot (dengan diameter 7-30 cm t’gantung dr jenis tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah & akarnya disebar merata dlm pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yg tlah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dr pot.
b)      Media tanam dlm tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak t’buat dr batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm & tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah utk menghindari dr kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m & jarak antara pembantas dengan yg lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yg ditancapkan ke dlm tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yg lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang t’sebut mrp suatu rangkaian.
3.      Teknik Penanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:
a)      Anggrek Ephytis adalah anggrek yg menupang pada batang/pohon lain tetapi tdk merusak/merugikan yg ditumpangi atau ditempelin. Alat yg dipakai utk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yg fungsinya utk mencari makanan adalah akar udara.
b)      Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yg menempel pada pohon/tanaman lain yg tdk merusak yg ditempel, hanya akar lekatnya juga b’fungsi spt akar udara yaitu utk mencari makanan utk b’kembang.
c)      Anggrek tanah/anggrek t’restris.
4.      Pemeliharaan Tanaman
a)      Penjarangan & Penyulaman : Penjarangan & penyulaman dilakukan pada tempat yg disesuaikan dengan jenis anggrek, yg sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
b)      Penyiangan : utk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dlm botol kemudian dipisahkan ke dlm pot-pot yg  sdh  disediakan sesuai jenis anggrek.
c)      Pemupukan : Unsur makro yaitu unsur yg diperlukan dlm jumlah besar yg meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. utk unsur mikro yaitu unsur yg dibutuhkan dlm jumlah yg sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro & unsur mikro dpt diambil dr udara atau dr tanah, b’upa gas atau air & garam-garam yg t’larut di dalamnya. Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dlm 3 tahapan, yaitu:
-        Pemupukan utk bibit (seedlings) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan utk pembentukan pertumbuhan & perkembangan tanaman. Unsur N diambil dr pupuk ZA/urea, utk P dipakai pupuk ES; DS; TS, & K dr Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yg mengandung N, P, K:
·         Urea : 0,6 gram utk 1 liter air
·         ES : 0,3 gram utk 1 liter air
·         ZK : 0,1 gram utk 1 liter air
-        Pemupukan utk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yg sama banyak disini tdk memerlukan tambahan pupuk, maka dpt dususun sendiri pupuk yg mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
·         Urea : 0,3 gram utk 1 liter air
·         DS : 0,3 gram utk 1 liter air
·         K2SO4 : 0,3 gram utk 1 liter air
-        Pemupukan utk ukuran b’bunga (flowerings-size) : Tanaman yg  sdh  b’bunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1. Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
·         Dalam bentuk padat/powder yg dilakukan dengan menaburkan secara hati-hati, jangan t’sangkut pada daun/batangnya yg menyebabkan daun/batang tadi dpt t’bakar.
·         Disiramkan, yg mana anggrek dpt menyerap air & garam-garam yg t’larut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
·         Penyemprotan, cara ini sgt baik apabila t’jadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.Pupuk kandang yg sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam & lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung b’macam-macam unsur yg dibutuhkan oleh tanaman juga sgt membantu dlm penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dr pupuk kandang ini adalah di dlm kotoran banyak bateri yg mengandung jamur. utk itu dianjurkan disangan lebih dahulu utk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
d)      Pengairan & Penyiraman : Sumber air utk penyiraman tanaman anggrek dpt b’asal dari:
-        Air Ledeng, baik utk menyiram karena jernih & steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yg baik sekitar 5,6-6.
-        Air sumur, baik utk menyiram karena banyak mengandung mineral dr tanah yg sgt dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
-        Air hujan, yg ditampung didalam tong-tong/bak sgt baik utk menyiraman.
-        Air kali/air selokan, tetapi kita tdk tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yg bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dr sudut isi makanan mungkin cukup baik. Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dr isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air utk menyiram.
Adapun macam isian pot & sifat diuraikan sbg b’kut:
-        Pecahan genting/pecahan batu merah, yg mana mudah menguapkan air & sifat anggrek yg tdk begitu senang dengan air sehingga tdk mudah utk lumutan. utk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak & utk siraman lebih sedikit.
-        Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik utk digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tdk menguntungkan karena mudah busuk.
-        Remukan akar pakis yg hitam, keras & baru tdk mudah utk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yg coklat & lunak lebih mudah menyerap & menahan air.
-        Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali utk penyerapan air, mudah t’jadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil & jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak. Bagi tanaman yg  sdh  besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan & 1-3 hari sekali pada musim hujan.
e)      Waktu Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek t’serang hama perlu dilakukan b’ulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu t’tentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida & dosis yg digunakan utk hama antara lain:
-        Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air utk ulat pemakan daun
-        Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air utk ulat pemakan daun
-        Malathion dosis 3 gram/liter air utk ulat, kumbang, kutu
-        Kelthane dosis 2 gram/liter air, utk kutu.
-        Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, utk keong & bekicot air
-        Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, utk keong & bekicot air.
utk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
·         Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.
·         Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dlm larutan t’sebut selama beberapa waktu & diulang satu minggu sekali.
C.    HAMA
1.      Tungau/kutu perisai
-        Gejala: menempel pada pelepah daun; b’warna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan b’upa b’cak hitam & merusak daun.
-        Pengendalian: digosok dengan kapas & air sabun; apabila serangan  sdh  parah, harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.
2.      Semut
-        Gejala: merusak akar & tunas muda yg disebabkan oleh cendawan.
-        Pengendalian: pot direndam dlm air & ciptakan lingkungan b’sih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
3.      Belelang
-        Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka b’gerigi tak b’aturan. utk jenis belalang b’ukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
-        Pengendalian: segera semprotkan insektisida yg b’sifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
4.      Trips
-        Gejala: menempel pada buku-buku batang & daun muda; menimbulkan b’cak abu-abu dipermukaan daun & merusak bunga hingga bentuk bunga tdk menarik.
-        Pengendalian: secara periodik & t’atur pot anggrek disemprot insektisida.
5.      Kutu babi
-        Gejala: kerusakan yg ditimbulkan spt akibat semut; tapi tdk menyerang tunas daun.
-        Pengendalian: perendaman dpt mengusir kutu babi dr pot anggrek.
6.      Keong
-        Gejala: menyerang lembaran daun anggrek.
-        Pengendalian: dlm jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.
7.      Red Spinder
-        Gejala: b’cak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning & lama kelamaan daun mati.
-        Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.
8.      Kumbang
-        Gejala: yg t’serang akan b’lubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya b’upa lubang di tengah batang & tdk nampak dr luar; Larvanya yg menetas dr telur merusak daun anggrek.
-        Pengendalian: menyemprotkan tanaman yg diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin; b’sihkan pot dr kepompong & telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru & media tanam yg baru pula.
9.      Ulat daun
-        Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yg sedang mekar.
-        Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dpt dibunuh dengan tangan; bila banyak dpt menggunakan insektisida sistemik; tanaman yg tlah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yg masih sehat.
10.  Kepik
-        Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yg diserang lama kelamaan akan gundul & tdk b’hijau daun lagi.
-        Pengendalian: semprotkan insektisida yg sama spt utk membasmi serangga lainnya, spt ulat, kumbang & trips.
11.  Kutu tudung
-        Gejala: daun menjadi kuning, tdk sehat, lalu b’warna coklat & mati.
-        Pengendalian: spt halnya membasmi ulat kumbang & trips.

D.    PENYAKIT
1.      Penyakit buluk :
Sering t’dapat di dlm media tanam, kultur spora cendawan ini t’bawa oleh biji anggrek karena tutup botol tdk steril.
-        Gejala: biji anggrek tdk mampu b’kecambah & persemaian dlm botol akan gagal; kecambah yg tlah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu.
-        Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dr botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek t’lanjur besar, segera dikeluarkan dr botol & dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dlm pot.
2.      Penyakit rebah kecambah :
Merupakan penyakit anggrek selama masih dlm persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat air.
-        Gejala: semula b’upa b’cak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk & mati.
-        Pengendalian: bibit yg sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot & kumpulan kecambah dikeringkan & disemprot dengan fungisida.
3.      Penyakit b’cak coklat
Kecambah jenis Phalae-nopsis sgt peka t’hadap bakteri ini, t’utama pada cuaca sgt lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yg sakit pada daun sehat dpt menularkan penyakit ini.
-        Gejala: b’cak kecil bening pada pucuk daun. dlm beberapa hari dpt meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak & mati. Penyakit ini sgt ganas, karena mematikan & cepat menular.
-        Pengendalian: sgt sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yg parah, tdk ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
4.      Penyakit b’cak hitam
Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar & alat yg tdk sterill
-        Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yg t’serang. Mulai dr daun ke atas sampai ke tunas & ke bawah hingga ujung akar. Tanaman t’lambat tumbuh, kerdil & mengakibatkan kematian.
-        Pengendalian: bagian yg t’serang dipotong & dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
5.      Penyakit busuk akar
Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.
-        Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma & umbi batang, daun & umbi batang menguning, b’keriput, tipis & bengkok, tanaman kerdil & tdk sehat.
-        Pengendalian: semua bagian tanaman yg sakit dipotong & dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).
6.      Penyakit layu
Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium.
-        Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma t’dapat garis-garis, atau lingkaran b’warna ungu. Pada serangan b’at, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sgt tdk sehat.
-        Pengendalian: bagian yg t’serang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yg masih segar & b’sih. Usahakan t’dapat aliran udara yg lancar di sekitar tanaman.
7.      Penyakit busuk
Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi.
-        Gejala: t’dapat bintil-bintil kecil b’warna coklat pada bagian tanaman yg t’kena penyakit.
-        Pengendalian: bagian tanaman yg sakit dipotong & dibuang. Media tanaman & seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
8.      Penyakit b’cak coklat
-        Gejala: b’cak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman.
-        Pengendalian: membuang semua bagian yg sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
9.      Penyakit busuk lunak
Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora.
-        Gejala: daun & akar membusuk serta b’bau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma & umbi batang, penyebarannya agak lambat.
-        Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian yg sakit dipotong & dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.
10.  Penyakit b’cak b’cincin
Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum).
-        Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.
-        Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yg sakit serta menstrerilkan semua alat potong.
11.  Penyakit Cymbidium
Penyebab: virus Mozaic Cymbidium.
-        Gejala: semula b’upa b’cak kekuningan lalu muncul jaringan mati b’bintik, b’garis atau lingkaran. Khusus pada Cattleya, b’cak tadi b’warna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah daun yg dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yg mati.
-        Pengendalian: hanya b’sifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yg sakit, serta mensterilkan segala alat yg dipakai.
12.  Penyakit busuk hitam
Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora.
-        Gejala: muncul warna kehitaman
pada pangkal daun, lalu melunak & busuk, akhirnya daun mati.
-        Pengendalian: semprotkan fungisida spt Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. utk yg b’bentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.
E.     PANEN
1.      Ciri & Umur Tanaman b’bunga
Umur tanaman anggrek b’bunga, t’gantung jenisnya. Umumnya tanaman angrek dewasa b’bunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yg dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
2.      Cara Pemetikan Bunga
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dr pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yg b’sih.
3.      Prakiraan Produksi
Bibit anggrek yg  sdh  dewasa & sesudah 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.
F.     PASCA PANEN
1.      Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan b’dasarkan permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dpt dipanen dlm bentuk:
a)      Tanaman muda utk bibit
b)      Tanaman dewasa utk tanaman hias
c)      Bunga potong
Tanaman muda utk bibit biasa dijual dlm bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman  sdh  b’bunga. utk bunga potong dipilih tangkai yg kuntumnya paling banyak  sdh  mekar (kuncup t’sisa 1–3 kuntum).
2.      Penyortiran & Penggolongan
Bunga dipilih yg bagus, tdk kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan b’dasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan maksud utk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yg bagus tdk turun harganya.
3.      Penyimpanan
Penyimpanan b’tujuan utk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada saat:
a)      Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b)      Bunga yg tlah dipanen tdk segera dijual atau diangkut.
c)      Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dlm larutan pengawet atau air hangat (38–43 derajat C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet t’sebut antara lain:
a)      Larutan seven up dengan kadar 30 %.
b)      2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) & 1 gram asam sitrat per 10 liter.
c)      2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat & 1 gram asam sitrat per 10 liter.
d)      Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan utk bunga yg dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dlm larutan gula dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dlm kantong plastik & kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau isimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara 0–5 derajat C.
4.      Pengemasan & Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan & pengawetan bunga dendrobium potong dipak melalui cara:
a)      Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan t’gantung panjang tangkai.
b)      Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm & lebar 4 cm.
c)      Pembungkus bunga & pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang.
d)      Bungkusan-bungkusan bunga disusun b’silang di dlm kotak karton yg b’lubang sampai cukup padat.
e)      Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.

G.    ANALISIS USAHA
1.      Biaya Produksi
a)      Biaya Sarana Produksi



Biaya Produksi Anggrek Umur 3-4 Bulan

No

Sarana Produksi
Biaya Sarana Produksi Per petani
(Rp)
Biaya Sarana Produksi Untuk 50 tanaman
(Rp)
1
Bibit
731.166,67
250.000
2
Pupuk
142.748
73.428,59
3
Media tanam
54.443,43
19.242,09
4
Zat tumbuh
7.705
3254.062
5
Obat-obatan
44.810
14.448,76
6
Pot
292.466,7
100.000
Total Biaya
1.273.333,97
670.747

Biaya Produksi Anggrek Umur 6-8 Bulan


No

Sarana Produksi
Biaya Sarana Produksi Per petani
(Rp)
Biaya Sarana Produksi Untuk 50 tanaman
(Rp)
1
Bibit
1.933.833,33
250.000
2
Pupuk
307.367,67
54.947,45
3
Media tanam
128.128,50
15.321,98
4
Zat tumbuh
15.325
2.346,994
5
Obat-obatan
125.523,33
11.834,81
6
Pot
780.533,33
107.000
Total Biaya
4.647.589
632.902,5

Biaya Produksi Anggrek Umur 10-12 Bulan


No

Sarana Produksi
Biaya Sarana Produksi Per petani
(Rp)
Biaya Sarana Produksi Untuk 50 tanaman
(Rp)
1
Bibit
1.482.833,33
250.000
2
Pupuk
250.264
49.353,01
3
Media tanam
88536,67
20.780,87
4
Zat tumbuh
16.850
3.020,27
5
Obat-obatan
91.836,67
10.294,6
6
Pot
1.037.983
175.000
Total Biaya
4.453.774,67
766.897,51


b)      Biaya Tenaga Kerja
Dalam usahatani Anggrek menbutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan usahanya. Untuk tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani ini membutuhkan biaya tenaga kerja. Besarnya biaya tenaga kerja harus dikeluarkan petani untuk usahatani Anggrek ini dapat dilihat pada tabel:

Biaya Tenaga Kerja Usahatani Anggrek Umur 3-4 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman


Biaya Tenaga Kerja
Curahan Tenaga Kerja Per Petani
(Rp)
Curahan Tenaga kerja untuk 50 tanaman
(Rp)
TKDK
TKLK
TKDK
TKLK
Penanaman
8.101,6
1.9018,33
6.596,67
6.664,58
Penyiraman
119.513,33
401.683,33
138.153,72
149482,44
Pemupukan
23.197,77
57.333,33
22.047,58
2.029,309
Pemberantasan     Hama
Penyakit
21.360
50.886,67
22.682,45
20.910,64
Perawatan
239.193
159.413,33
188.051,98
89.237,99
TOTAL
411.366,4
688.335
377.532,4
286.590
TOTAL BIAYA
1.099.701
664.122,4

Biaya Tenaga Kerja Usahatani Anggrek Umur 6-8 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman


Biaya Tenaga Kerja
Curahan Tenaga Kerja Per Petani
(Rp)
Curahan Tenaga kerja
untuk 50 tanaman (Rp)
TKDK
TKLK
TKDK
TKLK
Penanaman
8.101,6
19.018,33
2.662,91
2546,61
Penyiraman
119.513,33
401.683,33
55.578,35
56581,18
Pemupukan
23197,77
57.333,33
8.699,58
7716,75
Pemberantasan     Hama Penyakit
21.360
50.886,67
9109,07
7622,38
Perawatan
239.193,73
159.413,33
75.146,613
34.369,74
TOTAL
411.366,4
688.335
151.196,5
108.836,7
TOTAL BIAYA
1.099.701,4
260.033,2

Biaya Tenaga Kerja Usahatani Anggrek Umur 10-12 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman

Biaya Tenaga Kerja
Curahan Tenaga Kerja Per Petani
(Rp)
Curahan Tenaga kerja untuk 50 tanaman
(Rp)
TKDK
TKLK
TKDK
TKLK
Penanaman
8.101,6
19.018,33
4125.125
3365.216
Penyiraman
119.513,33
401.683,33
91373.57
76275.47
Pemupukan
23197,77
57.333,33
14431.53
9704.123
Pemberantasan Hama
Penyakit
21.360
50.886,67
14493.44
8548.836
Perawatan
239.193,73
159.413,33
116423.1565
42237.63
TOTAL
411.366,4
688.335
240.846,8
140.131,3
TOTAL BIAYA
1.099.701,4
380.978,1

c)      Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan adalah biaya peralatan yang digunakan petani dalam kegiatan usahataninya salama 1 tahun. Peralatan yang di gunakan dalam usahatani ini adalah cangkul,sekop,gunting,pisau,selang,beko,hand spreyer, rumah kasa. Besarnya biaya penyusutan Anggrek ini dapat dilihat pada table:

Penyusutan Peralatan Pada Usahatani Anggrek Umur 3-4 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman


No

Peralatan
Biaya Penyusutan Per Petani
(Rp)
Biaya Penyusutan
Untuk 50 Tanaman (Rp)
1
Cangkul
2.554,63
1.599,23
2
Gunting
3.505,31
2.588,52
3
Pisau
2.494,44
1791.9
4
Hand spreyer
22.037.03
14.750
5
Selang
14.438,89
5605,90
6
Beco
6.255,55
2294.52
7
Rumah kasa
13.469,75
2410,63
Total Biaya
64.7458,64
31.042,054

 




Penyusutan Peralatan Pada Usahatani Anggrek Umur 6-8 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman


No

Peralatan
Biaya Penyusutan Per Petani
(Rp)
Biaya Penyusutan
Untuk 50 Tanaman (Rp)
1
Cangkul
2.554,63
588,38
2
Gunting
3.505,31
1.112,65
3
Pisau
2.494,44
721,71
4
Hand spreyer
22.037.03
5.462.31
5
Selang
14.438,89
2.215,62
6
Beco
6.255,55
799,66
7
Rumah kasa
13.469,75
1.012,59
Total Biaya
64.7458,64
11.912,94

Penyusutan Peralatan Pada Usahatani Anggrek Umur 10-12 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman

No

Peralatan
Biaya Penyusutan Per Petani
(Rp)
Biaya Penyusutan
Untuk 50 Tanaman (Rp)
1
Cangkul
2.554,63
799,53
2
Gunting
3.505,31
2.150,19
3
Pisau
2.494,44
1.020,55
4
Hand spreyer
22.037.03
7.355,05
5
Selang
14.438,89
3.031,90
6
Beco
6.255,55
1.170,61
7
Rumah kasa
13.469,75
1.095,41
Total Biaya
64.7458,64
16.623,26

d)      Total Biaya Produksi Anggrek
Untuk mengetahui total biaya Anggrek dapat dilihat dari Tabel:

Total biaya Produksi Pada Usahatani Anggrek Per Petani da per 50 Tanaman Umur 3-4 Bulan

No
Komponen Biaya Produksi
Total Biaya Petani (Rp)
Total Biaya Petani untuk 50 Tanaman
(Rp)
1
Bibit
731.167
250.000
2
Sarana Produksi
542.173
237.751
3
Tenaga kerja
1.099.701
664.122
4
Penyusutan Peralatan
64.759
31.042
Total Biaya
2.437.800
1.182.916

Total biaya Produksi Pada Usahatani Anggrek Per Petani da per 50 Tanaman Umur 6-8 Bulan

No
Komponen Biaya Produksi
Total Biaya Petani (Rp)
Total Biaya Petani untuk 50 Tanaman
(Rp)
1
Bibit
1.933.833,33
250.000
2
Sarana Produksi
1.356.877,83
191.451
3
Tenaga kerja
1.099.701
260.033
4
Penyusutan Peralatan
64.759
11.913
Total Biaya
4.455.171,25
713.397,40

Total biaya Produksi Pada Usahatani Anggrek Per Petani da per 50 Tanaman Umur 10-12 Bulan
No
Komponen Biaya Produksi
Total Biaya Petani (Rp)
Total Biaya Petani untuk 50 Tanaman
(Rp)
1
Bibit
1.482.833,3
250.000
2
Sarana Produksi
1.485.471
258.449
3
Tenaga kerja
1.099.701
380.978
4
Penyusutan Peralatan
64.759
16.623
Total Biaya
4.132.764,06
906.050,12

2.      Penerimaan dan Pendapatan Bersih

a)      Penerimaan

Penerimaan pada usahatani Anggrek di peroleh dari hasil perkalian jumlah Anggrek dengan harga jual per pot. Anggrek di jual pada umur 3 bulan.

Total Penerimaan Usahatani Anggrek Menurut Umur Tanaman Per Petani

No
Umur
Jumlah Tanaman
Yang Terjual
Penerimaan per Petani
(Rp)
1
3-4
146,23
4.724.000
2
6-8
387,76
14.334.833,33
3
10-12
296,56
13.810.833

Total Penerimaan Usahatani Anggrek Menurut Umur Tanaman per 50 tanaman

No

Umur
Jumlah Tanaman Yang Terjual
Penerimaan per 50 Tanaman
(Rp)
1
3-4
50
1.650.000
2
6-8
50
1.933.333
3
10-12
50
2.408.333

b)      Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih usahatani Anggrek ini diperoleh dari total penerimaan usahatani dikurangi dengan total biaya produksi. Pendapatan bersih usahatani ini dipengaruhi jumlah produksi Anggrek yang terjual, seluruh biaya produksi untuk usahatani Anggrek dan harga jual Anggrek.



Pendaptan Bersih Usahatani Anggrek Per Petani dan per 50 Tanaman Nilai R/C ratio Umur 3-4 bulan.

No
Keterangan
Per Petani
Per 50 Tanaman
1
Total Penerimaan
4.724.000
1.650.000
2
Total Biaya Produksi
2.502.799,85
1.182.915,73
Pendapatan Bersih
2.221.200,14
467.084,266
R/C ratio
1,638
1,637

Pendaptan Bersih Usahatani Anggrek Per Petani dan per 50 Tanaman Nilai R/C ratio Umur 6-8 bulan.

No
Keterangan
Per Petani
Per 50 Tanaman
1
Total Penerimaan
14.334.833,3
1.933.333,33
2
Total Biaya Produksi
4.455.171,3
713.397,40
Pendapatan Bersih
9.879.662,1
1.219.935,93
R/C ratio
2,92
2,92

Pendaptan Bersih Usahatani Anggrek Per Petani dan per 50 Tanaman Nilai R/C ratio Umur 10-12 bulan.

No
Keterangan
Per Petani
Per 50 Tanaman
1
Total Penerimaan
13.810.833,33
2.408.333,33
2
Total Biaya Produksi
4.132.764,09
906.050,11
Pendapatan Bersih
9.678.069,24
1.502.283,21
R/C ratio
2,94
2,94


3.      Kelayakan Usahatani Anggrek
Analisis kelayakan usahatani Anggrek dilakukan untuk mengetahui apakah usahatani Anggrek yang dijalankan oleh petani di daerah penelitian layak atau tidak. Untuk mengetahui kelayakannya digunakan kriteria Break Even Point (BEP).
Adapun nilai BEP tanaman hias Anggrek produksi per petani dan BEP harga jual per petani dapat dilihat pada Tabel berikut:

Nilai BEP Produksi Per Petani dan BEP Harga Per Petani umur 3-4 bulan

Total Biaya (Rp)
Total
Produksi (pot)
Harga (Rp)
BEP
Volume Produksi
BEP
Harga Produksi
2.502.799,85
146,23
33.000
77,11
24.110,75

Nilai BEP Produksi dan BEP Harga per 50 tanaman 3-4 bulan

Total Biaya (Rp)
Total Produksi
(pot)
Harga (Rp)
BEP
Volume Produksi
BEP
Harga Produksi
1.182.915,7
50
33.000
35,67
23.658,31

Nilai BEP Produksi Per Petani dan BEP Harga Per Petani umur 6-8 bulan

Total Biaya (Rp)
Total Produksi
(pot)
Harga (Rp)
BEP
Volume Produksi
BEP
Harga Produksi
4.455.171,25
386,76
38.666,67
119,79
14.267,94

Nilai BEP Produksi dan BEP Harga per 50 tanaman 6-8 bulan
Total Biaya (Rp)
Total Produksi
(pot)
Harga (Rp)
BEP
Volume Produksi
BEP
Harga Produksi
713.397,4
50
38.666,67
18,34
14.267,94

Nilai BEP Produksi Per Petani dan BEP Harga Per Petani umur 10-12 bulan

Total Biaya (Rp)
Total Produksi
(pot)
Harga (Rp)
BEP
Volume Produksi
BEP
Harga Produksi
4132764,091
296,56
48.166,67
88,315
18.121,002

Nilai BEP Produksi dan BEP Harga per 50 tanaman 10-12 bulan

Total Biaya (Rp)
Total Produksi
(pot)
Harga (Rp)
BEP
Volume Produksi
BEP
Harga Produksi
906.050,11
50
48.166,67
18,70
18.121,002




Analisis Tanaman Anggrek di Daerah Penelitian


Analisis usahatani anggrek di daerah penelitian umur 3-4 bulan dapat dilihat pada tabel berikut:

Analisis Usahatani Anggrek Per Petani dan Per 50 Tanaman Di Daerah Penelitian umur 3-4 Bulan

No
Uraian
Per Petani
Per 50 Tanaman
1
Biaya



1    Bibit
146,23
50

Harga
Rp      731.166,67
Rp       250.000
2    Sarana Produksi



2.1 Pupuk
Rp           142.748
Rp    73.428,59

2.2 Media Tanam
Rp             54.443
Rp    19.242,09

2.3 Zat Tumbuh
Rp               7.705
Rp      3.254.06

2.4    Obat-obatan
Rp             44.810
Rp    14.448,78

2.5    Pot
Rp        292.466,7
Rp       100.000
3              Biaya Tenaga Kerja



(HKO)



3.1    Penanaman
Rp          27.119,9
Rp    13.260,83

3.2    Penyiraman
Rp      521.196,66
Rp 287.636,16

3.3    Pemupukan
Rp          80.531,1
Rp    42.341,88

3.4      Pemberantasan      Hama
Rp        72.246,66
Rp    43.539,09

Penyakit



3.5 Perawatan
Rp      398,607,06
Rp 277.289,97
4      Penyusutan Peralatan



4.1 Cangkul
Rp          2.554,63
Rp     1.599,23

4.2 Gunting
Rp          3.508,33
Rp     2.588,52

4.3 Pisau
Rp           2494,44
Rp     1.791,98

4.4 Hand spreyer
Rp        22.037,03
Rp 14.750,23

4.5 Selang
Rp        1.4438,89
Rp     5.606,90

4.6 Beco
Rp          6.255,55
Rp     2.294,52

4.7 Rumah Kasa
Rp        13.469,75
Rp     2.410,63

Total Biaya
Rp        2.437.800
Rp 1.182.916




2
Penerimaan
Rp         4.724.000
Rp    1.650.000
3
Pendapatan
Rp 2.221.200,142
Rp 467.084,26
4
BEP Volume Produksi
77.11 tanaman
35,67 tanaman
5
BEP harga
Rp         24.110,75
Rp 23.658,315
6
R/C Ratio
1,63
1,63



Analisis usahatani anggrek di daerah penelitian umur 6-8 bulan dapat dilihat pada tabel berikut:

Analisis Usahatani Anggrek Per Petani dan Per 50 Tanaman Di Daerah Penelitian umur 6-8 Bulan

No
Uraian
Per Petani
Per 50 Tanaman
1
Biaya



1       Bibit
386,76
50

Harga
Rp     1.933.833,33
Rp        250.000
2       Sarana Produksi



2.1 Pupuk
Rp         307.367,64
Rp     54.947,45

2.2 Media Tanam
Rp         128.128,50
Rp     15.321,98

2.3    Zat Tumbuh
Rp              15,325
Rp       2.346,94

2.4    Obat-obatan
Rp        125.523,33
Rp     11.834,81

2.5    Pot
Rp            780.533
Rp        107.000
3              Biaya Tenaga Kerja



(HKO)



3.1    Penanaman
Rp          27.119,93
Rp      5.209,52

3.2    Penyiraman
Rp       521.196,66
Rp 112.159,51

3.3    Pemupukan
Rp           80.531,1
Rp    16.416,33

3.4      Pemberantasan      Hama
Rp         72.246,67
Rp    16.731,45

Penyakit



3.5 Perawatan
Rp      398.607,06
Rp 109,516,35
4      Penyusutan Peralatan



4.1 Cangkul
Rp          2.554,63
Rp          588,38

4.2 Gunting
Rp          3.508,33
Rp       1.112,65

4.3 Pisau
Rp          2.494,44
Rp          721,71

4.4 Hand spreyer
Rp          2 203,03
Rp       5.462,31

4.5 Selang
Rp        1.4438,89
Rp       2.215,62

4.6 Beco
Rp          6.255,55
Rp          799,66

4.7 Rumah Kasa
Rp        13.469,75
Rp       1.012,59

Total Biaya
Rp    4.455.171,25
Rp    713.397,40




2
Penerimaan
Rp 14.334.833,33
Rp 1.933.333,33
3
Pendapatan
Rp      9.879.962,1
Rp 1.219 935,93
4
BEP Volume Produksi
119,79    tanaman
18,34 tanaman
5
BEP harga
Rp         14.267,94
Rp       14.267,94
6
R/C Ratio
2,9
2,9




Analisis usahatani anggrek di daerah penelitian umur 10-12 bulan dapat dilihat pada tabel berikut:

Analisis Usahatani Anggrek Per Petani dan Per 50 Tanaman Di Daerah Penelitian umur 10-12 Bulan

No
Uraian
Per Petani
Per 50 Tanaman
1
Biaya




1       Bibit
296,56
50


Harga
Rp 1.482.833,33
Rp
250.000
2       Sarana Produksi




2.1 Pupuk
Rp           250.264
Rp
49.353,01

2.3    Media Tanam
Rp        88.536,67
Rp
20.780,87

2.4 Zat Tumbuh
Rp             16.850
Rp
3.020,27

2.5    Obat-obatan
Rp        91.836,67
Rp
10.294,6

2.5    Pot
Rp        1.037.983
Rp
175.000
3              Biaya Tenaga Kerja




(HKO)




3.1    Penanaman
Rp          27.119,9
Rp
7.490,33

3.2    Penyiraman
Rp      521.196,66
Rp
167.649,03

3.3    Pemupukan
Rp          80.531,1
Rp
24.135,64

3.4      Pemberantasan      Hama
Rp        72.246,66
Rp
23.042,27

Penyakit




3.5 Perawatan
Rp      254.607,06
Rp
158.660,78
4      Penyusutan Peralatan




4.1 Cangkul
Rp          2.554,63
Rp
799,53

4.2 Gunting
Rp          3.508,33
Rp
2150,19

4.3 Pisau
Rp          2.494,44
Rp
1.020,55

4.4 Hand spreyer
Rp        22.037,03
Rp
7.355,05

4.5 Selang
Rp        14.438,89
Rp
3.031,90

4.6 Beco
Rp          6.255,55
Rp
1.170,61

4.7 Rumah Kasa
Rp        13.469,75
Rp
1.095,41

Total Biaya
Rp 4.132.764,06
Rp
906.050,12




2
Penerimaan
Rp    13.810.833,3
Rp
2.408.333,33
3
Pendapatan
Rp    9.678.069,24
Rp
1.502.283,21
4
BEP Volume Produksi
88,31 tanaman
18,70    tanaman
5
BEP harga
Rp          1121,002
Rp
18.121,00




                             


DAFTAR PUSTAKA

Damayanti Dini.2011.” Analisis Struktur Biaya Usaha Budidaya Anggrek Di Taman Anggrek Ragunan”. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Departemen Pertanian.1987.Budidaya Tanaman Anggrek .Deptan. Jakarta. hal 63.
Osman, Fiyanti, Prasasti I. 1989 Anggrek Dendrobium. Penebar Swadaya IKAPI. Jakarta hal 219.
Rahardi.F, Wahyuni S, Nurcahyo E. M. 1993. Agribisnis Tanaman Hias. Penerbar Swadaya
Siregar E.2010. “Analisis Usahatani Tanaman Hias Anggrek Dan Anthurium (Studi Kasus Usaha Tanaman Hias Di Kota Medan)”. Skripsi. Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Soeryowinoto S. M. Merawat Anggrek .Penerbit Yayasan Kanisius, hal 87.
Tim Red Trubus 1997. Anggrek Potong .Penebar Swadaya. Jakarta hal 34.