PENGOLAHAN
KESEHATAN TANAMAN ANGGREK (ORCHIDACEAE)
Anggrek
merupakan tanaman bunga hias yang bunganya indah. Anggrek sudah dikenal sejak
200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas di
Indonesia (Yulianti, 2013). Indonesia memiliki sekitar sepuluh ribu spesies
anggrek. Kekayaan plasma nutfah ini harus dimanfaatkan bagi pemuliaan tanaman
anggrek. Kegiatan persilangan terus dilakukan untuk mendapatkan jenis dan
kultivar baru sehingga akan semakin meramaikan produksi dan pemasaran anggrek
(Sutiyono, 2009).
Masa
depan usaha budidaya terutama pada pembesaran anggrek sangat prosfektif dilihat
dari penawaran dan permintaan, hingga saat ini persediaan produk anggrek lebih
kecil dari pada permintaan pasar, di kebun-kebun anggrek (nursery) selalu
terjadi kekurangan produk anggrek yang akan di jual, baik botolan, kompot, seedling,
tanaman remaja, maupun tanaman berbunga dalam pot(pot plant). Penyebab
kekurangan produk anggrek tersebut adalah permintaan yang terus meningkat dan
tidak disertai dengan penyediaan produk anggrek ini, dapat dikatakan bahwa
lahan produksi anggrek belum bisa memenuhi permintaan pasar, berarti peluang
usaha pembesaran anggrek sangat besar bagi para pendatang baru, setiap tahun
beratusan jenis silangan anggrek baru selalu dihasilkan untuk melengkapi koleksi
anggrek sekaligus untuk mengantisipasi tingkat kejenuhan pasar (Setiawan, 2009)
A.
SYARAT TUMBUH
1. Ketinggian
tempat
Pertumbuhan anggrek
Dendrobium akan tumbuh optimal pada lokasi kurang dari 400 M dpl. Dendrobium umumnya
lebih menyukai daerah panas dari pada daerah dingin, etapi beberapa jenis Dendrobium
hanya bisa tumbuh di daerah dingin misalnya Dendrobium nabile (Setiawan, 2009).
2. Cahaya
Dendrobium bersifat epifit yaitu menompang pada tanaman lain, Dendrobium hanya membutuhkan intensitas cahaya dan lama penyinaran terbatas. Besarnya intensitas cahaya yang di butuhkan yaitu sekitar 1.500-3.000 fc. Sebagai pembanding saat matahari terik di siang hari, kisaran intensitas cahaya matahari sekitar 7.000-10.000 fc sehinggaDendrobium membutuhkan naungan seperti paranet (Setiawan, 2009).
Dendrobium bersifat epifit yaitu menompang pada tanaman lain, Dendrobium hanya membutuhkan intensitas cahaya dan lama penyinaran terbatas. Besarnya intensitas cahaya yang di butuhkan yaitu sekitar 1.500-3.000 fc. Sebagai pembanding saat matahari terik di siang hari, kisaran intensitas cahaya matahari sekitar 7.000-10.000 fc sehinggaDendrobium membutuhkan naungan seperti paranet (Setiawan, 2009).
3. Kelembaban
Kelembaban yang diinginkan anggrek Dendrobium berkisar antara 60%- 85% dengan kisaran itu maka penguapan pada siang hari bisa dicegah, sedangkan pada malam hari kelembaban tidak boleh melebihi 70 % untuk menekan agar tanaman tidak mudah terserang hama penyakit. Hal itu dapat dilakukan dengan caramerawat media agar tidak terlalu basah (Setiawan, 2009).
Kelembaban yang diinginkan anggrek Dendrobium berkisar antara 60%- 85% dengan kisaran itu maka penguapan pada siang hari bisa dicegah, sedangkan pada malam hari kelembaban tidak boleh melebihi 70 % untuk menekan agar tanaman tidak mudah terserang hama penyakit. Hal itu dapat dilakukan dengan caramerawat media agar tidak terlalu basah (Setiawan, 2009).
4. Suhu
Suhu udara sangat mempengaruhi proses metabolisme tanaman. Suhu udara tinggi memacu proses metabolisme, sedangkan suhu udara rendah memperlambat laju metabolism. Pertumbuhan Dendrobium membutuhkan suhu rata-rata 25C - 27C, dengan suhu siang sebaiknya 27C - 30C dan suhu pada malam hari sebaiknya 20C - 23C (Setiawan, 2009)
Suhu udara sangat mempengaruhi proses metabolisme tanaman. Suhu udara tinggi memacu proses metabolisme, sedangkan suhu udara rendah memperlambat laju metabolism. Pertumbuhan Dendrobium membutuhkan suhu rata-rata 25C - 27C, dengan suhu siang sebaiknya 27C - 30C dan suhu pada malam hari sebaiknya 20C - 23C (Setiawan, 2009)
5. Ketersediaan
air
Lokasi tempat budidaya
anggrek Dendrobium harus memiliki ketersediaan air yang cukup, hal tersebut
merupakan syarat mutlak saat musim kemarau. Dendrobium memang menyukai air tapi
tidak boleh berlebihan, air diperlukan saat pertumbuhan vegetatif laju pesat,
dan pada saat tanaman belum berbunga. Namun keperluan air berkurang saat
tangkai bunga tumbuh sampai bunga mekar (Setiawan, 2009).
6. Angin
Pertukaran udara yang baik, lancar, dan teratur sangat mendukung proses pemeliharaan anggrek, namun angin yang bertiup terlalu kencang dapat mengganggu pertumbuhan bunga anggrek, keadaan anginyang baik angin yang bertiup sepoi-sepoi sehingga menciptakan goyangan lembut pada daun dan tangkainya serta aman untuk bunga anggrek (Setiawan, 2009)
Pertukaran udara yang baik, lancar, dan teratur sangat mendukung proses pemeliharaan anggrek, namun angin yang bertiup terlalu kencang dapat mengganggu pertumbuhan bunga anggrek, keadaan anginyang baik angin yang bertiup sepoi-sepoi sehingga menciptakan goyangan lembut pada daun dan tangkainya serta aman untuk bunga anggrek (Setiawan, 2009)
B. TEKNIK BUDIDAYA
1. Pembibitan
a) Persyaratan
Bibit : Bibit anggrek yg baik, sehat & unggul mempunyai beberapa ciri,
yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat &
indah.
b) Penyebaran
Biji : Bibit anggrek berasal dr biji yg disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek
sbg b’ikut:
-
Peralatan yg digunakan
utk penyebaran biji harus b’sih.
-
Mensterilkan biji :
Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan
dlm 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dlm botol. Biji
dimasukan dlm botol & digojog 10 menit. (biji anggrek yg semula kuning
kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang & diganti
dengan aquades, digojog b’ulang kali (2–3 kali).
-
Penyebaran biji anggrek :
Botol-botol yg tlah disterilkan dpt digunakan utk menyebaran biji anggrek.
Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus utk
menghilangkan kuman. utk memasukan biji anggrek ke dlm botol digunakan pipet yg
dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah
kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yg tlah t’buka kemudian diisi biji
anggrek & diratakan keseluruh permukaan alas makanan yg tlah disediakan.
Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup
kembali.
c) Teknik
Penyemaian Benih :
-
Memeriksaan dengan
mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yg kosong berwarna putih & yg
isi kuning coklat/warna lain.
-
Mempersiapkan botol yg
bermulut lebar bersih & tdk berwarna agar dpt meneruskan cahaya matahari yg
dibutuhkan & mudah dilihat.
-
Tutup botol dr kapas
digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali utk memudahkan dicopot kembali,
atau kain sisa yg dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar
bakteri/jamur tdk masuk sehingga tdk t’infeksi atau t’kontaminasi.
-
Mempersiapkan lemari kaca
(ent-kas) yg b’sih dr bakteri/jamur dengan kain yg sdh dicelup
formalin udara dlm lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin
supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
-
Pembuatan sterilsasi alas
makanan & utk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C
(NORTHEN) 12 yaitu:
·
Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
·
KH2PO4 : 0,25 gram
·
MgSO47H2O : 0,25 gram
·
(NH4)2SO4 : 0,25 gram
·
Saccharose : 20 gram
·
FeSO4 4H2O : 0,25 gram
·
MnSO4 : 0,0075 gram
·
Agar-agar : 15–17,5 gram
·
Aquadest : 1000 cc
Pembuatan alas makanan
diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper.
Sterilisasi dengan cara dipanaskan dlm Autoclaf yg sampai 110 derajat C selama
setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat b’sih, dengan posisi
miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke
leher botol) & didiamkan selama 5–7 jam utk mengetahui sterilisasi yg
sempurna.
d) Pemindahan
Bibit : Setelah tanaman di dlm botol b’umur 9–12 bulan t’lihat besar, tumbuh
akar. dlm tingkat ini bibit sdh dpt dipindahkan kedalam pot
penyemaian yg b’diameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yg b’lubang. Siapkan pecahan
genting, & akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm
sehingga serabutnya t’lepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai t’lebih dulu
dicuci b’sih & biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam
dulu dlm alas makanan selama 24 jam yg b’upa:
-
Urea atau ZA : 0,50 mg,
-
TS atau ES : 0,25 mg
-
Kalium sulfat atau K2SO4
: 0,25 mg
-
Air : 1000 cc
e) Pemindahan
dr Pot Penyemaian : Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka
tanaman dipindahkan ke pot biasa yg b’diamater 4–6 cm, yg b’isi potongan
genting/batu bata merah, kemudian b’i pakis/kulit pinus yg tlah direndam dlm
alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.
2. Pengolahan
Media Tanam
Media tanam utk tanaman anggrek tanah
dibedakan:
a) Tanaman
dlm pot (dengan diameter 7-30 cm t’gantung dr jenis tanaman). Apabila diameter
pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian
pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah & akarnya disebar
merata dlm pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk
kandang yg tlah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dr pot.
b) Media
tanam dlm tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak t’buat dr batu bata merah
panjang 2 m lebar 40 cm & tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak
ini di atas tanah utk menghindari dr kebecekan, di tanah kering digali sedalam
10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m & jarak antara pembantas
dengan yg lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yg ditancapkan ke dlm tanah
dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yg lain
dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang t’sebut mrp suatu rangkaian.
3. Teknik
Penanaman
Penanaman
tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek,
yaitu:
a) Anggrek
Ephytis adalah anggrek yg menupang pada batang/pohon lain tetapi tdk
merusak/merugikan yg ditumpangi atau ditempelin. Alat yg dipakai utk menempel
adalah akarnya, sedangkan akar yg fungsinya utk mencari makanan adalah akar
udara.
b) Anggrek
semi Ephytis adalah jenis anggrek yg menempel pada pohon/tanaman lain yg tdk
merusak yg ditempel, hanya akar lekatnya juga b’fungsi spt akar udara yaitu utk
mencari makanan utk b’kembang.
c) Anggrek
tanah/anggrek t’restris.
4. Pemeliharaan
Tanaman
a) Penjarangan
& Penyulaman : Penjarangan & penyulaman dilakukan pada tempat yg
disesuaikan dengan jenis anggrek, yg sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
b) Penyiangan
: utk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dlm botol
kemudian dipisahkan ke dlm pot-pot yg sdh disediakan sesuai jenis
anggrek.
c) Pemupukan
: Unsur makro yaitu unsur yg diperlukan dlm jumlah besar yg meliputi: C, H, O,
N, S, P, K, Ca, Mg. utk unsur mikro yaitu unsur yg dibutuhkan dlm jumlah yg
sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro &
unsur mikro dpt diambil dr udara atau dr tanah, b’upa gas atau air & garam-garam
yg t’larut di dalamnya. Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dlm 3 tahapan,
yaitu:
-
Pemupukan utk bibit
(seedlings) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak
dibutuhkan utk pembentukan pertumbuhan & perkembangan tanaman. Unsur N
diambil dr pupuk ZA/urea, utk P dipakai pupuk ES; DS; TS, & K dr Kalium
Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yg mengandung N, P, K:
·
Urea : 0,6 gram utk 1
liter air
·
ES : 0,3 gram utk 1 liter
air
·
ZK : 0,1 gram utk 1 liter
air
-
Pemupukan utk ukuran
sedang (mid-size) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yg sama banyak
disini tdk memerlukan tambahan pupuk, maka dpt dususun sendiri pupuk yg
mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
·
Urea : 0,3 gram utk 1
liter air
·
DS : 0,3 gram utk 1 liter
air
·
K2SO4 : 0,3 gram utk 1
liter air
-
Pemupukan utk ukuran
b’bunga (flowerings-size) : Tanaman yg sdh b’bunga dipupuk dengan
perbandingan N:P:K= 1:6:1. Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
·
Dalam bentuk padat/powder
yg dilakukan dengan menaburkan secara hati-hati, jangan t’sangkut pada
daun/batangnya yg menyebabkan daun/batang tadi dpt t’bakar.
·
Disiramkan, yg mana
anggrek dpt menyerap air & garam-garam yg t’larut di dalamnya. Cara ini
banyak dilakukan dimana-mana.
·
Penyemprotan, cara ini
sgt baik apabila t’jadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup
plastik.Pupuk kandang yg sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau,
kambing, ayam & lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain
mengandung b’macam-macam unsur yg dibutuhkan oleh tanaman juga sgt membantu dlm
penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dr pupuk kandang ini
adalah di dlm kotoran banyak bateri yg mengandung jamur. utk itu dianjurkan
disangan lebih dahulu utk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan
tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar
pukul 5.00 sore.
d) Pengairan
& Penyiraman : Sumber air utk penyiraman tanaman anggrek dpt b’asal dari:
-
Air Ledeng, baik utk
menyiram karena jernih & steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan
dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yg baik sekitar 5,6-6.
-
Air sumur, baik utk
menyiram karena banyak mengandung mineral dr tanah yg sgt dibutuhkan oleh
tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
-
Air hujan, yg ditampung
didalam tong-tong/bak sgt baik utk menyiraman.
-
Air kali/air selokan,
tetapi kita tdk tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yg
bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dr sudut isi makanan mungkin cukup
baik. Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat
dr isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air utk menyiram.
Adapun
macam isian pot & sifat diuraikan sbg b’kut:
-
Pecahan genting/pecahan
batu merah, yg mana mudah menguapkan air & sifat anggrek yg tdk begitu
senang dengan air sehingga tdk mudah utk lumutan. utk pecahan genting lebih
kecil daya serapnya lebih banyak & utk siraman lebih sedikit.
-
Potongan sabut kelapa,
pemakaian serabut kelapa lebih baik utk digunakan di daerah panas karena
menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tdk menguntungkan
karena mudah busuk.
-
Remukan akar pakis yg
hitam, keras & baru tdk mudah utk menyerap air, setelah beberapa bulan
banyak menyerap air. Akar pakis yg coklat & lunak lebih mudah menyerap
& menahan air.
-
Potongan kulit pakis,
dimana media ini sukar sekali utk penyerapan air, mudah t’jadi penguapan. Jika
potongannya besar, penyerapan kecil & jika potongan kecil penyerapan air
lebih banyak. Bagi tanaman yg sdh besar pedoman penyiramannya 3-7
hari sekali musim hujan & 1-3 hari sekali pada musim hujan.
e) Waktu
Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi
hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman
anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi
tanaman anggrek t’serang hama perlu dilakukan b’ulang-ulang 3 kali dengan
jangka waktu t’tentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis
insektisida & dosis yg digunakan utk hama antara lain:
-
Orthene 75 SP dosis 5-10
gram/10 liter air utk ulat pemakan daun
-
Bayrusil 250 EC dosis 2
cc/liter air utk ulat pemakan daun
-
Malathion dosis 3
gram/liter air utk ulat, kumbang, kutu
-
Kelthane dosis 2
gram/liter air, utk kutu.
-
Metadeks dosis dibasahi
air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, utk keong & bekicot air
-
Falidol E.605 dosis
dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, utk keong & bekicot air.
utk hama bekicot ada 2
cara pengendaliannya yaitu:
·
Menyebarkan obat sekitar
pot anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air
sedikit.
·
Membuat larutan 1 cc
Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605
kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman
anggrek direndam dlm larutan t’sebut selama beberapa waktu
& diulang satu minggu sekali.
C.
HAMA
1. Tungau/kutu
perisai
-
Gejala: menempel pada
pelepah daun; b’warna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan b’upa b’cak
hitam & merusak daun.
-
Pengendalian: digosok
dengan kapas & air sabun; apabila serangan sdh parah, harus
disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.
2. Semut
-
Gejala: merusak akar
& tunas muda yg disebabkan oleh cendawan.
-
Pengendalian: pot
direndam dlm air & ciptakan lingkungan b’sih di sekitar rak/sebaiknya pot
digantung.
3. Belelang
-
Gejala: pinggiran daun
rusak dengan luka b’gerigi tak b’aturan. utk jenis belalang b’ukuran kecil,
perlu pengamatan cermat.
-
Pengendalian: segera
semprotkan insektisida yg b’sifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya
sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
4. Trips
-
Gejala: menempel pada
buku-buku batang & daun muda; menimbulkan b’cak abu-abu dipermukaan daun
& merusak bunga hingga bentuk bunga tdk menarik.
-
Pengendalian: secara
periodik & t’atur pot anggrek disemprot insektisida.
5. Kutu
babi
-
Gejala: kerusakan yg
ditimbulkan spt akibat semut; tapi tdk menyerang tunas daun.
-
Pengendalian: perendaman
dpt mengusir kutu babi dr pot anggrek.
6. Keong
-
Gejala: menyerang
lembaran daun anggrek.
-
Pengendalian: dlm jumlah
sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai
insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.
7. Red
Spinder
-
Gejala: b’cak putih di
bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning & lama kelamaan daun mati.
-
Pengendalian: bila
sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun
dengan alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan
aktif diazinon, dicofol.
8. Kumbang
-
Gejala: yg t’serang akan
b’lubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya b’upa lubang di
tengah batang & tdk nampak dr luar; Larvanya yg menetas dr telur merusak
daun anggrek.
-
Pengendalian:
menyemprotkan tanaman yg diserang dengan menggunakan insektisida sistemik
secara rutin; b’sihkan pot dr kepompong & telur kumbang dengan jalan
memindahkannya ke pot baru & media tanam yg baru pula.
9. Ulat
daun
-
Gejala: menyerang daun,
kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yg sedang mekar.
-
Pengendalian: kalau
jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dpt dibunuh dengan tangan; bila banyak dpt
menggunakan insektisida sistemik; tanaman yg tlah diserang sebaiknya dipisahkan
dengan tanaman yg masih sehat.
10. Kepik
-
Gejala: menghisap cairan
daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yg
diserang lama kelamaan akan gundul & tdk b’hijau daun lagi.
-
Pengendalian: semprotkan
insektisida yg sama spt utk membasmi serangga lainnya, spt ulat, kumbang &
trips.
11. Kutu
tudung
-
Gejala: daun menjadi
kuning, tdk sehat, lalu b’warna coklat & mati.
-
Pengendalian: spt halnya
membasmi ulat kumbang & trips.
D.
PENYAKIT
1. Penyakit
buluk :
Sering t’dapat di dlm
media tanam, kultur spora cendawan ini t’bawa oleh biji anggrek karena tutup
botol tdk steril.
-
Gejala: biji anggrek tdk
mampu b’kecambah & persemaian dlm botol akan gagal; kecambah yg tlah tumbuh
kalau diserang cendawan ini akan mati/layu.
-
Pengendalian: pada awal
serangan media agar dikeluarkan dr botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan
dengan steriil; kalau kecambah anggrek t’lanjur besar, segera dikeluarkan dr
botol & dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dlm pot.
2. Penyakit
rebah kecambah :
Merupakan penyakit
anggrek selama masih dlm persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat air.
-
Gejala: semula b’upa
b’cak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai
pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek
akan membusuk & mati.
-
Pengendalian: bibit yg
sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot & kumpulan
kecambah dikeringkan & disemprot dengan fungisida.
3. Penyakit
b’cak coklat
Kecambah jenis
Phalae-nopsis sgt peka t’hadap bakteri ini, t’utama pada cuaca sgt lembab.
Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yg sakit
pada daun sehat dpt menularkan penyakit ini.
-
Gejala: b’cak kecil
bening pada pucuk daun. dlm beberapa hari dpt meluas ke seluruh kompot, daun
kecambah anggrek menjadi rusak & mati. Penyakit ini sgt ganas, karena
mematikan & cepat menular.
-
Pengendalian: sgt sulit
penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yg parah, tdk ada jalan lain
kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
4. Penyakit
b’cak hitam
Pada tanaman
anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar & alat yg
tdk sterill
-
Gejala: timbul warna
coklat kehitaman pada bagian tanaman yg t’serang. Mulai dr daun ke atas sampai
ke tunas & ke bawah hingga ujung akar. Tanaman t’lambat tumbuh, kerdil
& mengakibatkan kematian.
-
Pengendalian: bagian yg
t’serang dipotong & dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong
disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
5. Penyakit
busuk akar
Penyebab: cendawan
Rhizoctonia Solani.
-
Gejala: akar leher
membusuk mencapai rhizoma & umbi batang, daun & umbi batang menguning,
b’keriput, tipis & bengkok, tanaman kerdil & tdk sehat.
-
Pengendalian: semua bagian
tanaman yg sakit dipotong & dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida
(Benlate).
6. Penyakit
layu
Penyebab: cendawan
Fusarium Oxyporium.
-
Gejala: mirip serangan
penyakit busuk akar, namun pada rhizoma t’dapat garis-garis, atau lingkaran
b’warna ungu. Pada serangan b’at, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti
pembusukan pada umbi batang, tanaman sgt tdk sehat.
-
Pengendalian: bagian yg
t’serang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan
ke media tanam baru, yg masih segar & b’sih. Usahakan t’dapat aliran udara
yg lancar di sekitar tanaman.
7. Penyakit
busuk
Penyebab: cendawan
Sclerotium Rolfsi.
-
Gejala: t’dapat
bintil-bintil kecil b’warna coklat pada bagian tanaman yg t’kena penyakit.
-
Pengendalian: bagian
tanaman yg sakit dipotong & dibuang. Media tanaman & seluruh pot
didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik
Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
8. Penyakit
b’cak coklat
-
Gejala: b’cak coklat pada
permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman.
-
Pengendalian: membuang
semua bagian yg sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau
Physan 20.
9. Penyakit
busuk lunak
Penyebab: bakteri Erwinia
Cartovora.
-
Gejala: daun & akar
membusuk serta b’bau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada
rhizoma & umbi batang, penyebarannya agak lambat.
-
Penanggulangan: peralatan
kebun harus steril, bagian yg sakit dipotong & dibuang. Semprotkan Physan
20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.
10. Penyakit
b’cak b’cincin
Penyebab: virus TMVO
(Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum).
-
Gejala: timbul lingkaran
atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.
-
Pengendalian: hanya
dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yg sakit serta menstrerilkan
semua alat potong.
11. Penyakit
Cymbidium
Penyebab: virus Mozaic
Cymbidium.
-
Gejala: semula b’upa
b’cak kekuningan lalu muncul jaringan mati b’bintik, b’garis atau lingkaran.
Khusus pada Cattleya, b’cak tadi b’warna coklat atau hitam cekung. Kadang ada
gejala kematian jaringan di tengah daun yg dilingkari jaringan normal. Daun tua
banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yg mati.
-
Pengendalian: hanya
b’sifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yg sakit, serta mensterilkan
segala alat yg dipakai.
12. Penyakit
busuk hitam
Penyebab: cendawan
Phytopytora Omnivora.
-
Gejala: muncul warna
kehitaman
pada pangkal daun, lalu melunak & busuk, akhirnya daun mati.
pada pangkal daun, lalu melunak & busuk, akhirnya daun mati.
-
Pengendalian: semprotkan
fungisida spt Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot.
utk yg b’bentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.
E.
PANEN
1.
Ciri & Umur Tanaman
b’bunga
Umur
tanaman anggrek b’bunga, t’gantung jenisnya. Umumnya tanaman angrek dewasa
b’bunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yg dihasilkan kira-kira 2
tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
2. Cara
Pemetikan Bunga
Untuk
panen bunga
anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dr
pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yg b’sih.
3. Prakiraan
Produksi
Bibit anggrek yg
sdh dewasa & sesudah 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2
tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.
F.
PASCA PANEN
1. Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek
dilakukan b’dasarkan permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dpt dipanen dlm
bentuk:
a) Tanaman
muda utk bibit
b) Tanaman
dewasa utk tanaman hias
c) Bunga
potong
Tanaman
muda utk bibit biasa dijual dlm bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa
biasanya tanaman sdh b’bunga. utk bunga potong dipilih tangkai yg
kuntumnya paling banyak sdh mekar (kuncup t’sisa 1–3 kuntum).
2. Penyortiran
& Penggolongan
Bunga
dipilih yg bagus, tdk kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga
dikelompokan sesuai dengan kebutuhan b’dasarkan tingkat kesegaran atau ukuran
bunga dengan maksud utk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yg bagus tdk
turun harganya.
3. Penyimpanan
Penyimpanan b’tujuan utk
memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada saat:
a) Bunga
baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b) Bunga
yg tlah dipanen tdk segera dijual atau diangkut.
c) Bunga
mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar
bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu
lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara
penempatan bunga dlm larutan pengawet atau air hangat (38–43 derajat C) selama
2 jam. Larutan bahan pengawet t’sebut antara lain:
a) Larutan
seven up dengan kadar 30 %.
b) 2
% larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) & 1 gram asam
sitrat per 10 liter.
c) 2
% larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat & 1 gram asam sitrat
per 10 liter.
d) Larutan
gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan
utk bunga yg dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dlm larutan gula
dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dlm kantong plastik & kadar
karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau isimpan pada
ruangan dengan kondisi udara antara 0–5 derajat C.
4. Pengemasan
& Pengangkutan
Setelah dilakukan
pembersihan, pemilihan & pengawetan bunga dendrobium potong dipak melalui
cara:
a) Setiap
sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik
tipis, ukuran disesuaikan t’gantung panjang tangkai.
b) Setiap
pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran
panjang 8 cm & lebar 4 cm.
c) Pembungkus
bunga & pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan
karet gelang.
d) Bungkusan-bungkusan
bunga disusun b’silang di dlm kotak karton yg b’lubang sampai cukup padat.
e) Kotak
karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.
G.
ANALISIS USAHA
1.
Biaya Produksi
a)
Biaya Sarana Produksi
Biaya Produksi Anggrek Umur 3-4 Bulan
No
|
Sarana Produksi
|
Biaya Sarana Produksi Per petani
(Rp)
|
Biaya Sarana Produksi Untuk 50
tanaman
(Rp)
|
1
|
Bibit
|
731.166,67
|
250.000
|
2
|
Pupuk
|
142.748
|
73.428,59
|
3
|
Media tanam
|
54.443,43
|
19.242,09
|
4
|
Zat tumbuh
|
7.705
|
3254.062
|
5
|
Obat-obatan
|
44.810
|
14.448,76
|
6
|
Pot
|
292.466,7
|
100.000
|
Total Biaya
|
1.273.333,97
|
670.747
|
Biaya Produksi Anggrek Umur 6-8 Bulan
No
|
Sarana Produksi
|
Biaya Sarana Produksi Per petani
(Rp)
|
Biaya Sarana Produksi Untuk 50
tanaman
(Rp)
|
1
|
Bibit
|
1.933.833,33
|
250.000
|
2
|
Pupuk
|
307.367,67
|
54.947,45
|
3
|
Media tanam
|
128.128,50
|
15.321,98
|
4
|
Zat tumbuh
|
15.325
|
2.346,994
|
5
|
Obat-obatan
|
125.523,33
|
11.834,81
|
6
|
Pot
|
780.533,33
|
107.000
|
Total Biaya
|
4.647.589
|
632.902,5
|
Biaya Produksi Anggrek Umur 10-12 Bulan
No
|
Sarana Produksi
|
Biaya Sarana Produksi Per petani
(Rp)
|
Biaya Sarana Produksi Untuk 50
tanaman
(Rp)
|
1
|
Bibit
|
1.482.833,33
|
250.000
|
2
|
Pupuk
|
250.264
|
49.353,01
|
3
|
Media tanam
|
88536,67
|
20.780,87
|
4
|
Zat tumbuh
|
16.850
|
3.020,27
|
5
|
Obat-obatan
|
91.836,67
|
10.294,6
|
6
|
Pot
|
1.037.983
|
175.000
|
Total Biaya
|
4.453.774,67
|
766.897,51
|
b) Biaya
Tenaga Kerja
Dalam usahatani Anggrek menbutuhkan tenaga kerja untuk
menjalankan usahanya. Untuk tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani ini
membutuhkan biaya tenaga kerja. Besarnya biaya tenaga kerja harus dikeluarkan
petani untuk usahatani Anggrek ini dapat dilihat pada tabel:
Biaya
Tenaga Kerja Usahatani Anggrek Umur 3-4 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman
Biaya Tenaga Kerja
|
Curahan Tenaga Kerja Per Petani
(Rp)
|
Curahan Tenaga kerja untuk 50
tanaman
(Rp)
|
||
TKDK
|
TKLK
|
TKDK
|
TKLK
|
|
Penanaman
|
8.101,6
|
1.9018,33
|
6.596,67
|
6.664,58
|
Penyiraman
|
119.513,33
|
401.683,33
|
138.153,72
|
149482,44
|
Pemupukan
|
23.197,77
|
57.333,33
|
22.047,58
|
2.029,309
|
Pemberantasan Hama
Penyakit
|
21.360
|
50.886,67
|
22.682,45
|
20.910,64
|
Perawatan
|
239.193
|
159.413,33
|
188.051,98
|
89.237,99
|
TOTAL
|
411.366,4
|
688.335
|
377.532,4
|
286.590
|
TOTAL BIAYA
|
1.099.701
|
664.122,4
|
Biaya
Tenaga Kerja Usahatani Anggrek Umur 6-8 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman
Biaya Tenaga Kerja
|
Curahan Tenaga Kerja Per Petani
(Rp)
|
Curahan Tenaga kerja
untuk 50 tanaman (Rp)
|
||
TKDK
|
TKLK
|
TKDK
|
TKLK
|
|
Penanaman
|
8.101,6
|
19.018,33
|
2.662,91
|
2546,61
|
Penyiraman
|
119.513,33
|
401.683,33
|
55.578,35
|
56581,18
|
Pemupukan
|
23197,77
|
57.333,33
|
8.699,58
|
7716,75
|
Pemberantasan Hama Penyakit
|
21.360
|
50.886,67
|
9109,07
|
7622,38
|
Perawatan
|
239.193,73
|
159.413,33
|
75.146,613
|
34.369,74
|
TOTAL
|
411.366,4
|
688.335
|
151.196,5
|
108.836,7
|
TOTAL BIAYA
|
1.099.701,4
|
260.033,2
|
Biaya Tenaga Kerja Usahatani Anggrek
Umur 10-12 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman
Biaya Tenaga Kerja
|
Curahan Tenaga Kerja Per Petani
(Rp)
|
Curahan Tenaga kerja untuk 50
tanaman
(Rp)
|
||
TKDK
|
TKLK
|
TKDK
|
TKLK
|
|
Penanaman
|
8.101,6
|
19.018,33
|
4125.125
|
3365.216
|
Penyiraman
|
119.513,33
|
401.683,33
|
91373.57
|
76275.47
|
Pemupukan
|
23197,77
|
57.333,33
|
14431.53
|
9704.123
|
Pemberantasan Hama
Penyakit
|
21.360
|
50.886,67
|
14493.44
|
8548.836
|
Perawatan
|
239.193,73
|
159.413,33
|
116423.1565
|
42237.63
|
TOTAL
|
411.366,4
|
688.335
|
240.846,8
|
140.131,3
|
TOTAL BIAYA
|
1.099.701,4
|
380.978,1
|
c)
Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan adalah biaya peralatan yang digunakan petani dalam
kegiatan usahataninya salama 1 tahun. Peralatan yang di gunakan dalam usahatani
ini adalah cangkul,sekop,gunting,pisau,selang,beko,hand spreyer, rumah kasa.
Besarnya biaya penyusutan Anggrek ini dapat dilihat pada table:
Penyusutan
Peralatan Pada Usahatani Anggrek Umur 3-4 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman
No
|
Peralatan
|
Biaya Penyusutan Per Petani
(Rp)
|
Biaya Penyusutan
Untuk 50 Tanaman (Rp)
|
1
|
Cangkul
|
2.554,63
|
1.599,23
|
2
|
Gunting
|
3.505,31
|
2.588,52
|
3
|
Pisau
|
2.494,44
|
1791.9
|
4
|
Hand spreyer
|
22.037.03
|
14.750
|
5
|
Selang
|
14.438,89
|
5605,90
|
6
|
Beco
|
6.255,55
|
2294.52
|
7
|
Rumah kasa
|
13.469,75
|
2410,63
|
Total Biaya
|
64.7458,64
|
31.042,054
|
Penyusutan Peralatan Pada
Usahatani Anggrek Umur 6-8 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman
No
|
Peralatan
|
Biaya Penyusutan Per Petani
(Rp)
|
Biaya Penyusutan
Untuk 50 Tanaman (Rp)
|
1
|
Cangkul
|
2.554,63
|
588,38
|
2
|
Gunting
|
3.505,31
|
1.112,65
|
3
|
Pisau
|
2.494,44
|
721,71
|
4
|
Hand spreyer
|
22.037.03
|
5.462.31
|
5
|
Selang
|
14.438,89
|
2.215,62
|
6
|
Beco
|
6.255,55
|
799,66
|
7
|
Rumah kasa
|
13.469,75
|
1.012,59
|
Total Biaya
|
64.7458,64
|
11.912,94
|
Penyusutan Peralatan Pada Usahatani
Anggrek Umur 10-12 Bulan Per Petani dan per 50 Tanaman
No
|
Peralatan
|
Biaya Penyusutan Per Petani
(Rp)
|
Biaya Penyusutan
Untuk 50 Tanaman (Rp)
|
1
|
Cangkul
|
2.554,63
|
799,53
|
2
|
Gunting
|
3.505,31
|
2.150,19
|
3
|
Pisau
|
2.494,44
|
1.020,55
|
4
|
Hand spreyer
|
22.037.03
|
7.355,05
|
5
|
Selang
|
14.438,89
|
3.031,90
|
6
|
Beco
|
6.255,55
|
1.170,61
|
7
|
Rumah kasa
|
13.469,75
|
1.095,41
|
Total Biaya
|
64.7458,64
|
16.623,26
|
d)
Total Biaya Produksi Anggrek
Untuk
mengetahui total biaya Anggrek dapat dilihat dari Tabel:
Total biaya Produksi Pada
Usahatani Anggrek Per Petani da per 50 Tanaman Umur 3-4 Bulan
No
|
Komponen Biaya Produksi
|
Total Biaya Petani (Rp)
|
Total Biaya Petani untuk 50 Tanaman
(Rp)
|
1
|
Bibit
|
731.167
|
250.000
|
2
|
Sarana Produksi
|
542.173
|
237.751
|
3
|
Tenaga kerja
|
1.099.701
|
664.122
|
4
|
Penyusutan Peralatan
|
64.759
|
31.042
|
Total Biaya
|
2.437.800
|
1.182.916
|
Total biaya
Produksi Pada Usahatani Anggrek Per Petani da per 50 Tanaman Umur 6-8 Bulan
No
|
Komponen Biaya Produksi
|
Total Biaya Petani (Rp)
|
Total Biaya Petani untuk 50 Tanaman
(Rp)
|
1
|
Bibit
|
1.933.833,33
|
250.000
|
2
|
Sarana Produksi
|
1.356.877,83
|
191.451
|
3
|
Tenaga kerja
|
1.099.701
|
260.033
|
4
|
Penyusutan Peralatan
|
64.759
|
11.913
|
Total Biaya
|
4.455.171,25
|
713.397,40
|
Total biaya Produksi Pada Usahatani
Anggrek Per Petani da per 50 Tanaman Umur 10-12 Bulan
No
|
Komponen Biaya Produksi
|
Total Biaya Petani (Rp)
|
Total Biaya Petani untuk 50 Tanaman
(Rp)
|
1
|
Bibit
|
1.482.833,3
|
250.000
|
2
|
Sarana Produksi
|
1.485.471
|
258.449
|
3
|
Tenaga kerja
|
1.099.701
|
380.978
|
4
|
Penyusutan Peralatan
|
64.759
|
16.623
|
Total Biaya
|
4.132.764,06
|
906.050,12
|
2. Penerimaan
dan Pendapatan Bersih
a) Penerimaan
Penerimaan pada usahatani
Anggrek di peroleh dari hasil perkalian jumlah Anggrek dengan harga jual per
pot. Anggrek di jual pada umur 3 bulan.
Total
Penerimaan Usahatani Anggrek Menurut Umur Tanaman Per Petani
No
|
Umur
|
Jumlah Tanaman
Yang Terjual
|
Penerimaan per Petani
(Rp)
|
1
|
3-4
|
146,23
|
4.724.000
|
2
|
6-8
|
387,76
|
14.334.833,33
|
3
|
10-12
|
296,56
|
13.810.833
|
Total Penerimaan Usahatani Anggrek
Menurut Umur Tanaman per 50 tanaman
No
|
Umur
|
Jumlah Tanaman Yang Terjual
|
Penerimaan per 50 Tanaman
(Rp)
|
1
|
3-4
|
50
|
1.650.000
|
2
|
6-8
|
50
|
1.933.333
|
3
|
10-12
|
50
|
2.408.333
|
b)
Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih usahatani Anggrek ini diperoleh dari total penerimaan
usahatani dikurangi dengan total biaya produksi. Pendapatan bersih usahatani
ini dipengaruhi jumlah produksi Anggrek yang terjual, seluruh biaya produksi
untuk usahatani Anggrek dan harga jual Anggrek.
Pendaptan
Bersih Usahatani Anggrek Per Petani dan per 50 Tanaman Nilai R/C ratio Umur 3-4
bulan.
No
|
Keterangan
|
Per Petani
|
Per 50 Tanaman
|
1
|
Total Penerimaan
|
4.724.000
|
1.650.000
|
2
|
Total Biaya Produksi
|
2.502.799,85
|
1.182.915,73
|
Pendapatan Bersih
|
2.221.200,14
|
467.084,266
|
|
R/C ratio
|
1,638
|
1,637
|
Pendaptan
Bersih Usahatani Anggrek Per Petani dan per 50 Tanaman Nilai R/C ratio Umur 6-8
bulan.
No
|
Keterangan
|
Per Petani
|
Per 50 Tanaman
|
1
|
Total Penerimaan
|
14.334.833,3
|
1.933.333,33
|
2
|
Total Biaya Produksi
|
4.455.171,3
|
713.397,40
|
Pendapatan Bersih
|
9.879.662,1
|
1.219.935,93
|
|
R/C ratio
|
2,92
|
2,92
|
Pendaptan
Bersih Usahatani Anggrek Per Petani dan per 50 Tanaman Nilai R/C ratio Umur
10-12 bulan.
No
|
Keterangan
|
Per Petani
|
Per 50 Tanaman
|
1
|
Total Penerimaan
|
13.810.833,33
|
2.408.333,33
|
2
|
Total Biaya Produksi
|
4.132.764,09
|
906.050,11
|
Pendapatan Bersih
|
9.678.069,24
|
1.502.283,21
|
|
R/C ratio
|
2,94
|
2,94
|
3. Kelayakan Usahatani
Anggrek
Analisis kelayakan
usahatani Anggrek dilakukan untuk mengetahui apakah usahatani Anggrek yang
dijalankan oleh petani di daerah penelitian layak atau tidak. Untuk mengetahui
kelayakannya digunakan kriteria Break
Even Point (BEP).
Adapun nilai BEP tanaman
hias Anggrek produksi per petani dan BEP harga jual per petani dapat dilihat
pada Tabel berikut:
Nilai BEP
Produksi Per Petani dan BEP Harga Per Petani umur 3-4 bulan
Total Biaya (Rp)
|
Total
Produksi (pot)
|
Harga (Rp)
|
BEP
Volume Produksi
|
BEP
Harga Produksi
|
2.502.799,85
|
146,23
|
33.000
|
77,11
|
24.110,75
|
Nilai BEP Produksi dan BEP
Harga per 50 tanaman 3-4 bulan
Total Biaya (Rp)
|
Total Produksi
(pot)
|
Harga (Rp)
|
BEP
Volume Produksi
|
BEP
Harga Produksi
|
1.182.915,7
|
50
|
33.000
|
35,67
|
23.658,31
|
Nilai BEP Produksi
Per Petani dan BEP Harga Per Petani umur 6-8 bulan
Total Biaya (Rp)
|
Total Produksi
(pot)
|
Harga (Rp)
|
BEP
Volume Produksi
|
BEP
Harga Produksi
|
4.455.171,25
|
386,76
|
38.666,67
|
119,79
|
14.267,94
|
Nilai BEP Produksi dan BEP Harga per
50 tanaman 6-8 bulan
Total Biaya (Rp)
|
Total Produksi
(pot)
|
Harga (Rp)
|
BEP
Volume Produksi
|
BEP
Harga Produksi
|
713.397,4
|
50
|
38.666,67
|
18,34
|
14.267,94
|
Nilai BEP Produksi
Per Petani dan BEP Harga Per Petani umur 10-12 bulan
Total Biaya (Rp)
|
Total Produksi
(pot)
|
Harga (Rp)
|
BEP
Volume Produksi
|
BEP
Harga Produksi
|
4132764,091
|
296,56
|
48.166,67
|
88,315
|
18.121,002
|
Nilai BEP Produksi dan BEP Harga per 50 tanaman 10-12
bulan
Total Biaya (Rp)
|
Total Produksi
(pot)
|
Harga (Rp)
|
BEP
Volume Produksi
|
BEP
Harga Produksi
|
906.050,11
|
50
|
48.166,67
|
18,70
|
18.121,002
|
Analisis Tanaman Anggrek di
Daerah Penelitian
Analisis usahatani anggrek di daerah penelitian umur 3-4 bulan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Analisis Usahatani
Anggrek Per Petani dan Per 50 Tanaman Di Daerah Penelitian umur 3-4 Bulan
No
|
Uraian
|
Per Petani
|
Per 50 Tanaman
|
1
|
Biaya
|
|
|
|
1 Bibit
|
146,23
|
50
|
|
Harga
|
Rp 731.166,67
|
Rp 250.000
|
2 Sarana
Produksi
|
|
|
|
|
2.1 Pupuk
|
Rp 142.748
|
Rp 73.428,59
|
|
2.2 Media Tanam
|
Rp 54.443
|
Rp 19.242,09
|
|
2.3 Zat Tumbuh
|
Rp 7.705
|
Rp 3.254.06
|
|
2.4 Obat-obatan
|
Rp 44.810
|
Rp 14.448,78
|
|
2.5 Pot
|
Rp 292.466,7
|
Rp 100.000
|
3 Biaya Tenaga Kerja
|
|
|
|
|
(HKO)
|
|
|
|
3.1 Penanaman
|
Rp 27.119,9
|
Rp 13.260,83
|
|
3.2 Penyiraman
|
Rp 521.196,66
|
Rp 287.636,16
|
|
3.3 Pemupukan
|
Rp 80.531,1
|
Rp 42.341,88
|
|
3.4 Pemberantasan Hama
|
Rp 72.246,66
|
Rp 43.539,09
|
|
Penyakit
|
|
|
|
3.5 Perawatan
|
Rp 398,607,06
|
Rp 277.289,97
|
4 Penyusutan Peralatan
|
|
|
|
|
4.1 Cangkul
|
Rp 2.554,63
|
Rp 1.599,23
|
|
4.2 Gunting
|
Rp 3.508,33
|
Rp 2.588,52
|
|
4.3 Pisau
|
Rp 2494,44
|
Rp 1.791,98
|
|
4.4 Hand spreyer
|
Rp 22.037,03
|
Rp 14.750,23
|
|
4.5 Selang
|
Rp 1.4438,89
|
Rp 5.606,90
|
|
4.6 Beco
|
Rp 6.255,55
|
Rp 2.294,52
|
|
4.7 Rumah Kasa
|
Rp 13.469,75
|
Rp 2.410,63
|
|
Total Biaya
|
Rp 2.437.800
|
Rp 1.182.916
|
|
|
|
|
2
|
Penerimaan
|
Rp 4.724.000
|
Rp 1.650.000
|
3
|
Pendapatan
|
Rp 2.221.200,142
|
Rp 467.084,26
|
4
|
BEP Volume Produksi
|
77.11 tanaman
|
35,67 tanaman
|
5
|
BEP harga
|
Rp 24.110,75
|
Rp 23.658,315
|
6
|
R/C Ratio
|
1,63
|
1,63
|
Analisis usahatani anggrek di daerah penelitian umur 6-8 bulan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Analisis Usahatani
Anggrek Per Petani dan Per 50 Tanaman Di Daerah Penelitian umur 6-8 Bulan
No
|
Uraian
|
Per Petani
|
Per 50 Tanaman
|
1
|
Biaya
|
|
|
|
1 Bibit
|
386,76
|
50
|
|
Harga
|
Rp 1.933.833,33
|
Rp 250.000
|
2 Sarana
Produksi
|
|
|
|
|
2.1 Pupuk
|
Rp 307.367,64
|
Rp 54.947,45
|
|
2.2 Media Tanam
|
Rp 128.128,50
|
Rp 15.321,98
|
|
2.3 Zat Tumbuh
|
Rp 15,325
|
Rp 2.346,94
|
|
2.4 Obat-obatan
|
Rp 125.523,33
|
Rp 11.834,81
|
|
2.5 Pot
|
Rp 780.533
|
Rp 107.000
|
3 Biaya Tenaga Kerja
|
|
|
|
|
(HKO)
|
|
|
|
3.1 Penanaman
|
Rp 27.119,93
|
Rp 5.209,52
|
|
3.2 Penyiraman
|
Rp 521.196,66
|
Rp 112.159,51
|
|
3.3 Pemupukan
|
Rp 80.531,1
|
Rp 16.416,33
|
|
3.4 Pemberantasan Hama
|
Rp 72.246,67
|
Rp 16.731,45
|
|
Penyakit
|
|
|
|
3.5 Perawatan
|
Rp 398.607,06
|
Rp 109,516,35
|
4 Penyusutan Peralatan
|
|
|
|
|
4.1 Cangkul
|
Rp 2.554,63
|
Rp 588,38
|
|
4.2 Gunting
|
Rp 3.508,33
|
Rp 1.112,65
|
|
4.3 Pisau
|
Rp 2.494,44
|
Rp 721,71
|
|
4.4 Hand spreyer
|
Rp 2 203,03
|
Rp 5.462,31
|
|
4.5 Selang
|
Rp 1.4438,89
|
Rp 2.215,62
|
|
4.6 Beco
|
Rp 6.255,55
|
Rp 799,66
|
|
4.7 Rumah Kasa
|
Rp 13.469,75
|
Rp 1.012,59
|
|
Total Biaya
|
Rp 4.455.171,25
|
Rp 713.397,40
|
|
|
|
|
2
|
Penerimaan
|
Rp 14.334.833,33
|
Rp 1.933.333,33
|
3
|
Pendapatan
|
Rp 9.879.962,1
|
Rp 1.219 935,93
|
4
|
BEP Volume Produksi
|
119,79 tanaman
|
18,34 tanaman
|
5
|
BEP harga
|
Rp 14.267,94
|
Rp 14.267,94
|
6
|
R/C Ratio
|
2,9
|
2,9
|
Analisis usahatani anggrek di daerah penelitian umur 10-12 bulan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Analisis Usahatani
Anggrek Per Petani dan Per 50 Tanaman Di Daerah Penelitian umur 10-12 Bulan
No
|
Uraian
|
Per Petani
|
Per 50 Tanaman
|
|
1
|
Biaya
|
|
|
|
|
1 Bibit
|
296,56
|
50
|
|
|
Harga
|
Rp 1.482.833,33
|
Rp
|
250.000
|
2 Sarana
Produksi
|
|
|
|
|
|
2.1 Pupuk
|
Rp 250.264
|
Rp
|
49.353,01
|
|
2.3 Media
Tanam
|
Rp 88.536,67
|
Rp
|
20.780,87
|
|
2.4 Zat Tumbuh
|
Rp 16.850
|
Rp
|
3.020,27
|
|
2.5 Obat-obatan
|
Rp 91.836,67
|
Rp
|
10.294,6
|
|
2.5 Pot
|
Rp 1.037.983
|
Rp
|
175.000
|
3 Biaya Tenaga Kerja
|
|
|
|
|
|
(HKO)
|
|
|
|
|
3.1 Penanaman
|
Rp 27.119,9
|
Rp
|
7.490,33
|
|
3.2 Penyiraman
|
Rp 521.196,66
|
Rp
|
167.649,03
|
|
3.3 Pemupukan
|
Rp 80.531,1
|
Rp
|
24.135,64
|
|
3.4 Pemberantasan Hama
|
Rp 72.246,66
|
Rp
|
23.042,27
|
|
Penyakit
|
|
|
|
|
3.5 Perawatan
|
Rp 254.607,06
|
Rp
|
158.660,78
|
4 Penyusutan Peralatan
|
|
|
|
|
|
4.1 Cangkul
|
Rp 2.554,63
|
Rp
|
799,53
|
|
4.2 Gunting
|
Rp 3.508,33
|
Rp
|
2150,19
|
|
4.3 Pisau
|
Rp 2.494,44
|
Rp
|
1.020,55
|
|
4.4 Hand spreyer
|
Rp 22.037,03
|
Rp
|
7.355,05
|
|
4.5 Selang
|
Rp 14.438,89
|
Rp
|
3.031,90
|
|
4.6 Beco
|
Rp 6.255,55
|
Rp
|
1.170,61
|
|
4.7 Rumah Kasa
|
Rp 13.469,75
|
Rp
|
1.095,41
|
|
Total Biaya
|
Rp 4.132.764,06
|
Rp
|
906.050,12
|
|
|
|
|
|
2
|
Penerimaan
|
Rp 13.810.833,3
|
Rp
|
2.408.333,33
|
3
|
Pendapatan
|
Rp 9.678.069,24
|
Rp
|
1.502.283,21
|
4
|
BEP Volume Produksi
|
88,31 tanaman
|
18,70 tanaman
|
|
5
|
BEP harga
|
Rp 1121,002
|
Rp
|
18.121,00
|
DAFTAR
PUSTAKA
Damayanti
Dini.2011.” Analisis Struktur Biaya Usaha Budidaya Anggrek
Di Taman Anggrek Ragunan”. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Departemen
Pertanian.1987.Budidaya Tanaman
Anggrek .Deptan. Jakarta. hal 63.
Osman, Fiyanti, Prasasti I. 1989 Anggrek Dendrobium. Penebar Swadaya IKAPI. Jakarta hal 219.
Rahardi.F, Wahyuni S, Nurcahyo E. M. 1993. Agribisnis Tanaman Hias. Penerbar Swadaya
Siregar E.2010. “Analisis Usahatani Tanaman Hias Anggrek Dan Anthurium (Studi Kasus Usaha Tanaman Hias Di Kota Medan)”. Skripsi. Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Osman, Fiyanti, Prasasti I. 1989 Anggrek Dendrobium. Penebar Swadaya IKAPI. Jakarta hal 219.
Rahardi.F, Wahyuni S, Nurcahyo E. M. 1993. Agribisnis Tanaman Hias. Penerbar Swadaya
Siregar E.2010. “Analisis Usahatani Tanaman Hias Anggrek Dan Anthurium (Studi Kasus Usaha Tanaman Hias Di Kota Medan)”. Skripsi. Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Soeryowinoto
S. M. Merawat Anggrek .Penerbit Yayasan Kanisius, hal 87.
Tim Red Trubus 1997. Anggrek Potong .Penebar Swadaya. Jakarta hal 34.
Tim Red Trubus 1997. Anggrek Potong .Penebar Swadaya. Jakarta hal 34.